Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Thursday, March 31, 2011

Pijat Perineum (Dengan Video Pijat Perineum)

Pijat Perineal/perineum adalah pijat yang melibatkan gerakan menarik perineum (daerah antara vagina dan anus) ke arah bawah dan luar sebagai persiapan kelahiran. Pijat perineum ini dapat membantu mengurangi air mata, mengurangi perlunya episiotomi, dan intervensi medis misalnya forsep atau vakum.


Yang perlu disiapkan:
  • Minyak yang hangat seperti minyak gandum yang kaya vitamin E, virgin coconut oil (VCO), atau pelumas dengan larutan dasar air, misalnya jelly K-Y. Jangan menggunakan baby oil, minyak larutan mineral, jelly petroleum, hand lotion, dan minyak yang beraroma.
  • Jam atau penunjuk waktu untuk menghitung lamanya pemijatan.
  • Beberapa buah bantal untuk pengganjal tubuh Anda.
Cukup mudah. Sebelum mulai memijat perineum, sebaiknya potong pendek kuku jari-jari  tangan Anda, lalu cuci kedua tangan dengan sabun hingga bersih. Duduklah di tempat yang nyaman dengan posisi kedua kaki diregangkan, salah satu kaki diangkat dan diganjal dengan bantal. Atau, Anda dapat pula memilih posisi seperti hendak melahirkan, yaitu kedua kaki diregangkan, ganjal kepala, punggung, leher dan kedua kaki dengan bantal.
Setelah itu, barulah mulai memijat, dengan urutan berikut.
  • Oleskan minyak pada daerah perineum.
  • Tarik napas panjang dan berusahalah santai, jangan tegang.
  • Masukkan ibu jari satu atau kedua tangan Anda ke dalam vagina 3-4cm dengan posisi ditekuk ke dalam, sementara jari-jari lainnya tetap berada di luar vagina. Apabila suami Anda yang melakukan pijat perineum ini, gunakan jari telunjuk.
  • Pijat perineum dengan tekanan yang sama, dengan arah dari atas ke bawah (menuju anus), lalu ke samping kiri dan kanan secara bersamaan samapi Anda merasa geli. Jangan memijat terlalu keras karena mengakibatkan pembengkakan pada jaringan perineum. Awalnya, Anda akan merasakan otot-otot perineum dalam keadaan masih kencang. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin sering Anda melakukan pemijatan, otot-otot perineum akan mulai lentur (tidak kencang) dan mengendur.
  • Pijatlah hingga timbul rasa hangat (slight burning).
  • Lemaskan otot-otot dasar panggul Anda, lalu gerakkan ibu jari atau telunjuk yang berada di dalam vagina membentuk huruf U secara berirama. Lakukan pemijatan dengan sambil mendorong jari ke arah luar dan bawah (ke arah anus), selama 3 menit.
  • Kini, lakukan pemijatan ke arah luar perineum dengan gerakan seperti proses kepala bayi pada saat akan lahir. Hindari pemijatan ke arah uretra (lubang kencing) karena akan mengakibatkan iritasi.
Setelah pemijatan selesai Anda lakukan, kompres hangat jaringan perineum Anda selama kurang-lebih 10 menit. Lakukan secara perlahan dan hati-hati. Kompres hangat ini akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga otot-otot di daerah perineum kendur (tidak berkontraksi atau tegang).
Waktu pemijatan. Pemijatan perineum sebaiknya sudah mulai dilakukan sejak enam minggu sebelum hari-H persalinan. Lakukanlah pemijatan sebanyak 5-6 kali dalam seminggu secara rutin. Selanjutnya, selama 2 minggu menjelang persalinan, pemijatan dilakukan setiap hari, dengan jadwal sebagai berikut:
  • Minggu pertama, lakukan selama 3 menit.
  • Minggu kedua, lakukan selama 5 menit.
  • Hentikan pemijatan ketika kantung ketuban mulai pecah dan cairan ketuban mulai keluar. Atau, pada saat proses persalinan sudah dimulai.
  • Jangan lakukan pijat perineum bila Anda mengalami infeksi vagina, vaginistis, infeksi saluran kemih, atau herpes genital.

Wednesday, March 30, 2011

Posisi Tidur Ibu Hamil

Di awal kehamilan hanya sebagian kecil wanita hamil yang mengalami kesulitan tidur. Namun ketika rahim terus membesar, banyak ibu yang mengalami gangguan tidur. Bisa tidur dengan nyenyak saat kehamilan sudah besar  adalah karunia berharga yang sangat sulit didaatkan untuk beberapa ibu. Masalah tidur biasanya mulai terjadi dalam trimester kedua ketika janin mulai tumbuh.  peningkatan ukuran janin dapat membuat sulit untuk mencari posisi tidur yang nyaman bagi ibu dan bayi. Selain itu ibu hamil mungkin akan mengalami kesulitan tidur dikarenakan peningkatan dorongan untuk buang air kecil, peningkatan denyut jantung, mulas/mulai adanya brakston hiks, kram kaki, dan sakit punggung dan pinggang. 

Dimulai pada usia lima bulan, umumnya wanita mulai mengalami kesulitan menemukan posisi yang nyaman untuk tidur. Menemukan posisi tidur yang nyaman sangat vital agar mendapatkan istirahat (dengan tidur) yang maksimal. Tidur yang cukup tidak hanya membuat tubuh segar, tetapi juga membantu ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan.

Apa posisi tidur yang terbaik?
Posisi tidur terbaik selama kehamilan adalah "SOS" (sleep on side/tidur miring). Bahkan lebih baik adalah dengan tidur miring ke kiri. Tidur di sisi kiri Anda akan meningkatkan jumlah darah dan nutrisi yang mencapai plasenta dan bayi Anda. Luruskan kakikiri kaki dan ditekuk lutut kanan, sangga dengan sebuah bantal di antara kaki Anda.
Tidur dengan posisi telentang tidak dianjurkan, karena rahim yang membesar dapat menekan pembuluh darah balik (pembuluh Vena) yang ada di rongga perut. akibat penekanan pembuluh vena maka aliran darah balik tidak lancar dan bumil akan merasa pusing.Posisi telentang juga akan menyebabkan tidur ngorok yang dapat menyebabkan henti nafas saat tidur (sleep apnea)
Jika Anda mengalami masalah dengan nyeri punggung, gunakan "SOS" dan coba tempatkan bantal di bawah perut Anda juga.
Jika Anda mengalami mulas pada malam hari, Anda mungkin ingin mencoba menopang tubuh bagian atas Anda dengan bantal.
Pada akhir kehamilan Anda mungkin mengalami sesak napas, cobalah berbaring miring kiri atau disangga dengan bantal.


Umumnya dokter obgyn akan merekomendasikan posisi tidur miring pada sisi kiri. Pada posisi miring aliran darah akan meningkat secara optimal ke tubuh dan rahim ibu. Pada posisi ini juga ginjal ibu akan lebih efektif membuang kotoran yang ada dalam tubuh serta membuang air sehingga membantu mengurangi kaki ibu yang bengkak. Namun jika ibu lebih merasa nyaman miring ke kanan, tidak ada alasan untuk tidak tidur di sisi ini. Kebanyakan bumil juga membutuhkan "dukungan" untuk menambahkan rasa nyaman saat berbaring, yang mana paling mudah dicapai dengan penggunaan bantal guling yang diselipkan di bawah perut dan antara kaki. Bantal yang diletakkan di punggung juga diperlukan agar ibu tidak terguling ke posisi telentang saat tidur.
Anda mungkin merasa perlu untuk diselipkan bantal berbagai kehamilan berukuran di lokasi lain selama kehamilan Anda. Beberapa wanita seperti mengangkat sedikit tambahan di bawah lengan sementara beberapa bahkan seperti bantal cahaya lembut beristirahat di atas kepala mereka. Jangan khawatir tentang apa yang tampaknya biasa atau luar biasa. Sekali lagi selama kehamilan kuncinya adalah kenyamanan Anda
Sejak Awal kehamilan, sebaiknya Anda harus mulai berusaha untuk membiasakan tidur miring kiri Biasanya posisi yang paling nyaman adalah dengan menekuk lutut Anda. 

Tips untuk Mendapatkan Tidur yang Lebih Baik Selama Kehamilan
Selama Kehamilan Anda akan butuh tidur. Namun karena beberapa ketidaknyamanan yang Anda rasakan maka seringkali ibu tidak bisa merasakan nyaman dan nyenyak saat tidur. Ada beberapa cara Anda dapat meningkatkan kesempatan Anda untuk tidur lebih baik selama kehamilan.
1. Latihan/Olahraga . Olahraga teratur dapat mengurangi frekuensi kram kaki, yang banyak dialami oleh ibu selama kehamilan. Hanya saja, jangan olahraga dalam beberapa jam sebelum tidur - karena endorfin dan adrenalin bisa membuat Anda tetap terjaga.
2. Relaksasi . Anda harus menggabungkan beberapa bentuk relaksasi sebagai bagian dari rutinitas tidur Anda. Yoga adalah salah satu cara yang baik karena ada unsure olahraga dan relaksasi-nya, pastikan bahwa Anda mengikuti yoga secara rutin selama kehamilan. Meditasi, relaksasi hypnobirthing, mandi air hangat, atau bahkan membaca buku adalah cara-cara yang dapat Anda lakukan agar bersantai sebelum tidur. Relaksasi dapat membantu Anda mengurangi tekanan, ketidaknyamanan dan kekhawatiran selama kehamilan, ini akan memungkinkan Anda untuk tidur lebih baik di malam hari.
3. Tetap terhidrasi . Pastikan untuk menjaga terhidrasi dengan baik sepanjang hari, dan bahkan di malam hari. Meskipun ini mungkin berarti bahwa Anda harus beberapa kali ke toilet di tengah malam, tetap terhidrasi dengan baik dapat mengurangi sakit kepala, bengkak, dll
4. Tidur siang . Percaya atau tidak, 1 jam tidur pada siang hari sebenarnya dapat meningkatkan kualitas tidur anda selama kehamilan.
5. Rutin . Membuat rutinitas di malam hari dengan pergi ke tempat tidur waktu yang sama setiap malam, pergi buang air kecil juga pada waktu yang sama tiap malam, maka tubuh Anda akan menjadi terbiasa dengan rutinitas tersebut, sehingga Anda tertap bisa menikmati tidur Anda.
6. Tempat tidur yang Nyaman . Kehamilan mungkin waktu untuk mendapatkan kasur baru (salah satu alas an yang baik untuk minta dibeliin kasur baru sama suami kan? Hehehe). Meskipun kelembutan harus sesuai preferensi Anda, bahkan harus mendukung tubuh Anda!  kasur yang baik dapat membuat sebuah perbedaan dalam kualitas tidur selama kehamilan, Pilih seprei yang nyaman yang meresap keringat dan “dingin” karena biasanya ibu hamil mengalami “hot flashes” atau gerah saat malam hari..
7. Piyama. Jika Anda tidur gunakan piyama atau baju tidur yang nyaman, Karena ibu hamil sering mengalami hot flashes maka gunakan kain yang berbahan kapas sehingga Anda tetap hangat, tetapi tidak terlalu panas.
8. Bantal yang menyangga . sangga perut atua pinggang Anda dengan bantal yang nyaman dan bantak ini akan membantu menyelaraskan pinggul dan tulang belakang untuk mendapatkan kenyamanan yang lebih baik..
9. Suhu kamar . buat suhu kamar senyaman mungkin (jika Anda menggunakan AC) namun jika tidak setidaknya ada sirkulasi yang baik di kamar tidur.
10. Posisi Tidur . pilih posisi senyaman mungkin dan jika diperlukan Anda dapat untuk mengubah posisi secara berkala.

Sumber: bidankita.com

Tuesday, March 29, 2011

Memilih Metode KB

Ada beberapa metode kontrasepsi yang disarankan, antara lain :

1. Metode perintang

Metode ini bekerja dengan cara menghalangi sperma dari pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan), misalnya dengan kondom pria, kondom wanita, diagfragma, dan juga spermisida.

Kondom pria berbentuk kantong kecil yang lonjong, terbuat dari karet. Saat digunakan, kondom membungkus penis sehingga sperma tetap berada di dalam kantong ini saat terjadi ejakulasi. Kondom yang terbuat dari lateks sangat baik untuk melindungi pemakainya dari penularan penyakit melalui hubungan seks, termasuk HIV/AIDS. Kondom termasuk aman dipakai begitu saja atau dipadukan dengan metoda-metoda lain, dan apabila ditambah spermisida, maka efek pelindung terhadap sperma akan lebih baik lagi.

Sedangkan kondom wanita, digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam vagina. Kondom akan menutupi saluran vagina sampai ke bibir luarnya. Kondom ini bisa Anda kenakan kapan saja sebelum berhubungan seks. Baik kondom pria maupun kondom wanita hanya boleh digunakan satu kali setiap kali berhubungan.

Diafragma berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet lunak. Alat ini bekerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga walaupun sperma tetap masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. Jeli spermisida yang dioleskan akan membunuh sperma, sekaligus melindungi Anda dari kuman penyebab gonorrhea dan Chlamydia. Ukuran diafragma bermacam-macam. Untuk mengetahui ukuran yang paling tepat untuk Anda tanyakan pada pekerja kesehatan yang terlatih, yang bisa melakukan pemeriksaan pada panggul dan rahim. Diafragma bisa dicuci dan dipakai berkali-kali. Tapi kalau sudah lebih dari 1 tahun, sebaiknya jangan dipakai lagi. Sering-seringlah memeriksakan diafragma Anda. Kalau bolong, kering atau keras, gantilah dengan yang baru. Bila Anda memakainya dengan spermisida, bisa dikenakan segera sebelum berhubungan seks, atau sejak 6 jam sebelumnya.
Spermisida memiliki bermacam-macam bentuk, busa, tablet dan krim atau jeli. Cara memakainya adalah dengan mengoleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spermisida akan membunuh sel-sel sperma lelaki sebelum sempat memasuki rahim. Dengan bahan bernama nonoxynol-9, obat ini juga melindungi diri Anda dari gonorrhea dan Chlamydia. Spermisida tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan sendirian tanpa bantuan alat lain. Ia lebih berkhasiat bila dipakai sebagai tambahan perlindungan pada diafragma atau kondom. Obat ini bisa dibeli di apotek atau toko obat.

Bila spermisida langsung dipakai dalam vagina, dalam bentuk tablet, Anda musti memasukkannya 10 sampai 15 menit menjelang berhubungan seks. Spermisida dalam bentuk busa, jeli, atau krim sebaiknya dioleskan persis sebelum berhubungan seks. Bila Anda memasukkan spermisida ke dalam vagina, lebih dari 1 jam yang lalu dan hubungan seks belum berlangsung juga, tambahkan lagi tabletnya. Jika Anda melakukan hubungan seks berkali-kali secara berurutan, Anda juga musti menambahkan spermisida tiap kali akan berhubungan.


2. Metode hormonal

Metode ini mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.

Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon, estrogen dan progestin. Keduanya mirip dengan hormon-hormon alamiah yang dihasilkan tubuh Anda, yakni estrogen dan progesteron.

Dalam metode hormonal terdapat 3 jenis alat KB yang bisa Anda pilih:


1. Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari
2. Suntikan, yang diberikan setiap beberapa bulan sekali
3. Susuk, yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan anda dan tahan sampai beberapa tahun

Perbedaan antara metode hormonal dengan metoda perintang adalah bahwa metode hormonal mengubah proses kerja tubuh Anda, sedangkan metoda perintang tidak. Dengan metode hormonal, kerja indung telur (ovarium) diblokade sehingga tidak melepas sel telur ke dalam rahim. Selain itu metode ini juga menyebabkan lendir di mulut rahim menjadi sangat kental, sehingga menyulitkan masuknya sperma.

Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung hormon progestin dan estrogen sekaligus, yang disebut pil atau suntikan terpadu. Kedua hormon tersebut sama-sama bekerja melindungi Anda agar tidak hamil. Namun bila ada masalah-masalah kesehatan tertentu, sebaiknya Anda jangan memakai metode terpadu. Bila Anda sedang menyusui, sebaiknya juga jangan menggunakan pil atau suntikan terpadu ini.

Pil terpadu memiliki efek samping yang normal seperti pendarahan tak teratur atau mengeluarkan darah sedikit-sedikit tanpa alasan yang jelas (di luar masa haid Anda yang biasanya), mual-mual dan sakit kepala pada masa-masa awal Anda minum pil ini, yang biasanya akan hilang setelah satu sampai dua bulan pemakaian.

Namun, jika di masa-masa pemakaian Anda mengalami gejala-gejala seperti sakit yang sangat hebat di salah satu sisi atau seluruh kepala disertai pandangan mengabur atau telinga berdenging, lengan atau kaki Anda terasa lemah atau mati rasa, dada terasa sangat nyeri dan sesak nafas, atau Anda merasa sakit luar biasa di salah satu kaki/betis, maka Anda harus menghentikan pemakaian pil terpadu dan mengkonsultasikannya dengan dokter Anda untuk mengganti metode atau mengubah dosisnya.

Bila Anda mengalami efek-efek samping pil KB terpadu, atau memiliki problema kesehatan yang menyebabkan Anda harus menghindari pil KB terpadu, mungkin Anda masih bisa meminum pil KB ‘mini’ alias pil progestin, tapi khasiatnya jauh lebih kecil ketimbang pil terpadu. Pil progestin terutama dipilih untuk Anda yang sedang dalam masa menyusui, karena estrogen dapat menghambat sintesa hormon prolaktin, yaitu hormon yang bertanggung jawab dalam produksi ASI. Sehingga penggunaan pil KB ‘mini’ tidak akan mengganggu aktivitas menyusui Anda.

Efek-efek samping pil ‘mini’ yang masih tergolong normal antara lain perdarahan yang tidak teratur atau munculnya bercak-bercak darah, tidak datang haid/haid tidak teratur, dan kadang muncul sakit kepala.

Susuk KB terdiri dari 6 tabung yang sangat kecil dan lunak. Cara pemakaiannya dimasukkan ke bawah permulaan kulit sebelah dalam lengan. Tabung-tabung kecil tersebut berisi hormon progestin, jadi cara kerjanya sama dengan pil ‘mini’. Bila pil kadang kelupaan diminum, susuk KB tidak perlu diapa-apakan lagi: sesudah dipasang, alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.

Di bulan-bulan pertama pemakaian, mungkin susuk akan menyebabkan pendarahan yang tak teratur, atau jangka waktu haid jadi jauh lebih lama, atau bahkan haid tidak datang. Tapi ini tidak berarti Anda hamil atau mengalami kelainan. Pendarahan atau tidak datangnya haid disebabkan oleh proses penyesuaian tubuh Anda dengan tambahan progestin dari susuk. Bila tubuh sudah terbiasa, tubuh akan kembali normal dengan sendirinya. Tapi, bila Anda merasa sangat terganggu, mungkin dokter atau bidan bisa memberikan pil KB terpadu (mengandung progestin dan estrogen) yang harus diminum selagi memakai susuk selama beberapa bulan. Anda juga mungkin akan mengalami sakit kepala seperti halnya pemakaian pil progestin.

Meski dirancang untukberjalan 5 tahun, susuk bisa dilepas sewaktu-waktu, atau kapanpun bila Anda kehendaki. Namun tidak semua pekerja kesehatan mampu melepas susuk KB. Setelah susuk dilepas, seketika itu pula Anda mungkin hamil bila berhubungan seks. Bila belum ingin hamil, segera pakai metoda KB yang lain

Sebaiknya Anda jangan memakai susuk KB bila :


Anda mengidap kanker atau benjolan keras di payudara.
Anda hamil atau terlambat haid.
Anda mengalami pendarahan abnormal dari vagina sebelum memakai susuk.
Anda berpenyakit jantung.
Anda ingin hamil dalam kurang dari 5 tahun (ingat, susuk mencegah kehamilan selama 5 tahun).


Sedangkan metode suntikan KB, Anda akan menerima suntikan hormon setiap 1 hingga 3 bulan sekali, oleh pekerja kesehatan di klinik KB atau puskesmas. Suntikan KB akan melindungi Anda dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik lagi. Suntikan-suntikan progestin hanya mengandung hormon progestin saja. Ini akan aman untuk perempuan yang sedang menyusui atau yang tidak boleh memakai tambahan estrogen. Suntikan progestin diberikan tiap 2 atau 3 bulan sekali. Sedangkan suntikan terpadu mengandung hormon progestin dan estrogen sekaligus. Bila Anda ingin haid tak berubah dan tetap teratur, Anda bisa memilih suntikan terpadu dengan termin penyuntikan 1 kali perbulan. Sayangnya suntikan ini sulit diperoleh dan biayanya juga lebih mahal ketimbang suntikan progestin saja.

Efek-efek samping yang umum dari suntikan progestin adalah adanya perdarahan yang tidak teratur atau munculnya bercak-bercak darah yang bisa diatasi dengan juga mengkonsumsi pil KB terpadu disamping suntikan. Efek samping normal lainnya adalah haid tidak datang dan kemungkinan berat badan bertambah.

Anda bisa berhenti memakai metode suntikan kapan saja. Tapi setelah berhenti, anda baru bisa hamil sesudah 1 tahun atau lebih; demikian pula haid kembali normal setelah jangka waktu itu, walaupun ada juga beberapa kasus yang bisa mendapatkan haid dan hamil dalam jangka waktu yang lebih cepat.

Yang wajib diperhatikan adalah, Anda harus menghindari metode KB hormonal apapun bila :

Anda mengidap kanker payudara atau punya benjolan keras di payudara
Metoda KB hormonal tidak menyebabkan kanker , tetapi bila Anda sudah mengidap kanker sebelumnya, metoda ini bisa memperparah penyakit Anda.
Anda hamil, atau telat haid.
Anda mengalami pendarahan yang abnormal dari dalam vagina, selama 3 bulan sebelum memulai penerapan metoda KB hormonal ini.

Sedangkan metode pil terpadu (estrogen+progestin) harus dihindari bila:

Anda memiliki problema kesehatan apapun yang sudah disebutkan dalam bagian terdahulu (TBC, Kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, dsb).
Anda mengidap hepatitis atau kulit dan mata Anda menguning.
Anda pernah menunjukkan gejala-gejala strok, kelumpuhan atau penyakit jantung.
Anda pernah mengalami penggumpalan darah di pembuluh kaki atau otak. Biasanya varises tidak menjadi masalah, kecuali bila urat-urat kelihatan merah dan lecet.
Anda biasa merokok , dan berusia lebih dari 35 tahun.
Anda mengidap diabetes (kencing manis/penyakit gula) atau epilepsy (ayan).
Anda mempunyai tekanan darah tinggi (lebih dari 140/90).

Sumber: Mediasehat.com

Monday, March 28, 2011

Kepala Bayi Memasuki Pinggul

Kapan kepala bayi seharusnya masuk ke bagian pintu atas panggul (=PAP)? Pertama harus diluruskan dulu pengertian kepala masuk. Bukan berati kepala sudah dibagian bawah. Masuk disini dalam bahasa medisnya "engage" atau past tense lebih tepat "engaged". Kata bendanya "engagement" (bisa juga artinya: tunangan ya). Jadi kepala bayi yang sudah dibawah belum tentu engaged. Engagement jika bagian kepala yang paling lebar yakni diameter biparietal (BPD) sudah melewati pintu atas panggul (pelvic inlet) lihat gambar dibawah ini.
PAP merupakan bidang antara bagian atas tulang kemaluan (simfisis) dan ujung tulang belakang yg sejajar (promontorium). Pada gambar terlihat garis berpanah hitam adalah BPD sedangkan garis satunya lagi adalah PAP. Gambar yang kiri garis panah hitam masih berada diatas garis PAP artinya kepala belum engaged. S Gambar yang kanan sebaliknya. Sekarang sudah jelas mana kepala yang sudah masuk dan mana yang belum. Bahakan ada kepala yang sudah sangat masuk sehingga jika diperiksa dalam (VT=Vaginal Touche) kepala akan teraba dekat sekali. Istilahnya deeply engaged.

Kapan waktunya kepala masuk ? Hasil browsing dengan keyword "baby's head engagement" aku temukan usia 33-34 minggu kepala sudah mulai kebawah bukan enganged (dari forum diskusi yang kurang ilmiah). Dari buku teks kepala sebetulnya engaged berbeda pada hamil 1 (primigravida) atau 2 seterusnya (multigravida). Pada primigravida engagement terjadi pada saat usia kehamilan ≥38 minggu. Sedangkan pada multigravida kepala pada umumnya baru engaged pada saat persalinan.

Makanya pada primigravida wajib dilakukan pemeriksaan panggul saat usia kehamilan 38 minggu (itu kata buku teks) dengan di VT. Bagi wanita hamil pasti nggak nyaman. Secara praktis-nya dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan secara selektif saja. Selektif pada ibu pendek (TB kurang 145 cm) atau jika TB ibu normal bayinya besar (tidak seimbang kepala panggul=CPD=Cephalo-Pelvic Disproportion). Kalo yang dua kasus ini mau nggak mau harus mau ya...demi kebaikan mom and baby.

Cara lain adalah dengan meraba dari luar atau dengan pemeriksaan rontgen (pelvimetri). Lihat gambar dibawah ini : nama pemeriksaannya Leopold. Gunanya untuk memeriksa posisi janin dan apakah kepala sudah masuk atau tidak. Gambar C merupakan pemeriksaan untuk memeriksa apakah kepala sudah masuk PAP.
Leopold
Sumber: drdidispog.com

Sunday, March 27, 2011

DAFTAR OBAT AMAN DAN BERBAHAYA UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI


Kelompok Analgetik,  NSAIDS,  Obat Batuk dan Pilek,
Anti Alergi dan Asma, Anestesi

Obat untuk Penghilang Rasa Sakit (Pain Killer)
Nama Obat
AAP approved?*
Kategori Risiko Kehamilan**
Risiko Menyusui**
Notes
Acetaminophen  (Tylenol)
Approved
B
L1

Aspirin
Caution
C (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L3
Azapropazone  (Rheumox)
Approved

-
L2

Butalbital (Fioricet, Fiorinal, Bancap, Two-dyne)
NR
D
L3
Butorphanol  (Stadol)
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L3

Celecoxib (Celebrex))
NR
C
L2

Codeine (in Tylenol #3, #4)
Approved
C
L3
Colchicine
Approved
D
L4

Diclofenac (Cataflam, Voltaren)
NR
B
L2

Fentanyl  (Sublimaze)
Approved
B
L2

Flurbiprofen (Ansaid, Froben, Ocufen)
NR
B (1st, 2nd trim.)
C (3rd trim.)
L2

Hydrocodone (Lortab, Vicodin)
NR
B
L3
Hydromorphone (Dilaudid)
NR
C
L3
Ibuprofen (Advil, Nuprin, Motrin, Pediaprofen)
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L1

Indomethacin (Indocin)
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L3

Ketorolac (Toradol, Acular)
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L2

Meperidine (Demerol)
Approved
B
L2;
L3 early postpartum
Methadone (Dolophine)
Approved
B
L3
Morphine (Duramorph, Infumorph, Epimorph, MS Contin)
Approved
B
L3
Nalbuphine (Nubain)
NR
B
L2

Naproxen (Anaprox, Naprosyn, Naproxen, Aleve)
Approved
B
L3;
L4 for chronic use
Nefopam (Acupan)
Approved
-
NR

Oxycodone (Tylox, Percodan,Oxycontin, Roxicet, Endocet, Roxiprin, Percocet)
NR
B
L3
Pentosan polysulfate (Elmiron)
NR
B
L2

Piroxicam (Feldene)
Approved
B
L2

Propoxyphene (Darvocet N, Propacet, Darvon)
Approved
C
L2
Rofecoxib (Vioxx)
Secobarbital (Seconal)
Approved
D
L3
Tolmetin (Tolectin)
Approved
C
L3

Tramadol HCL (Ultram, Ultracet)
NR
C
L3
Valdecoxib  (Bextra)
*  Per the AAP Policy Statement The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk, revised September 2001.
** Per Medications’ and Mothers’ Milk by Thomas Hale, PhD (2004 edition).
 Lactation Risk Categories 
 Pregnancy Risk Categories 
  • L1 (safest)
  • L2 (safer)
  • L3 (moderately safe)
  • L4 (possibly hazardous)
  • L5 (contraindicated)
  • A (controlled studies show no risk)
  • B (no evidence of risk in humans)
  • C (risk cannot be ruled out)
  • D (positive evidence of risk)
  • X (contraindicated in pregnancy)
NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.
  1. Aspirin use is discouraged in children and nursing mothers due to the risk of Reye’s syndrome and internal bleeding.
  2. Fioricet (Fiorinal, Bancap, Two-dyne) contains acetaminaphen or asprin, caffeine, and butalbital. Per Hale, baby should be observed for sedation.
  3. Hale suggests weakened or premature infants be observed for sedation and apnea.
  4. Hale suggests newborns be observed for sedation, apnea, constipation.
  5. Per Hale, use of frequent, higher dose may result in infant sedation.
  6. Per Hale, Meperidine use during labor or early postpartum has been associated with sedation, poor sucking reflex, and neurobehavioral delay in infants.
  7. Per Hale, observe infant for sedation, respiratory depression, addiction, withdrawal syndrome.
  8. Per Hale, higher doses may result in infant sedation.
  9. Per Hale, should be used with caution due to its long half-life and its effect on baby’s cardiovascular system, kidneys and GI tract; short-term, infrequent or occasional use is not necessarily incompatible with breastfeeding.
  10. Roxicet, Endocet, Roxiprin, Percocet also contain acetaminophen. Per Hale, observe infant for sedation.
  11. Per Hale, observe infant for sedation.
  12. Per Hale, observe infant for GI cramping, distress, diarrhea.
  13. Per Hale, observe infant for sedation.
  14. Per Hale, observe infant for sedation.
     Non-steroidal anti-inflammatory analgesics (NSAIDs) [more]
Nama Generik
Nama Dagang
AAP approved?*
Kategori Risiko Kehamilan**
Risiko Menyusui**
Azapropazone (apazone) Rheumox
Approved
-
L2
Dipyrone (banned in the US & UK) -
Approved
-
NR
Flufenamic acid -
Approved
-
NR
Ibuprofen Advil, Nuprin, Motrin, Pediaprofin
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L1
Indomethacin Indocin
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L3
Ketorolac Toradol, Acular
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L2
Mefenamic acid Ponstan, Ponstel
Approved
-
NR
Naproxen Anaprox, Naprosyn, Naproxen, Aleve
Approved
B
L3
L4 (for chronic use)
Phenylbutazone Butazolidine
Approved
-
NR
Piroxicam Feldene
Approved
B
L2
Suprofen Profenal
Approved
-
NR
Tolmetin Tolectin
Approved
C
L3
    Steroid
Methylprednisolone
high dosage methylprednisolone]
Solu-Medrol, Depo-Medrol, Medrol
Approved
C
L2
Prednisolone -
Approved
C
L2
Prednisone Deltasone, Meticorten, Orasone
Approved
C
L2
Obat Asma
Dyphylline Dilor, Lufyllin, Dyphylline
Approved
C
L3
Terbutaline Bricanyl, Brethine
Approved
B
L2
Theophylline Aminophylline, Quibron, Theo-Dur
Approved
C
L3
     Analgetik Narkotik  [more]
Butorphanol Stadol
Approved
B (1st, 2nd trim.)
D (3rd trim.)
L3
Codeine Tylenol #3, #4
Approved
C
L3
Fentanyl Sublimaze
Approved
B
L2
Meperidine Demerol
Approved
B
L2
L3 (if used early postpartum)
Methadone Dolophine
Approved
B
L3
Morphine Morphine
Approved
B
L3
Propoxyphene Darvocet N, Propacet, Darvon
Approved
C
L2

Obat Batuk
Nama Obat
AAP approved?*
Risiko Menyusui**
Codeine
yes
L3 (moderately safe)
Dextromethorphan
not reviewed
L1 (safest)
Guaifenesin
not reviewed
L2 (safer)
Dekongestan (Obat Pilek)
Nama Obat
AAP approved?*
Risiko Menyusui**
Phenylephrine
not reviewed
L3 (moderately safe)
Pseudoephedrine (Sudafed, Actifed)
yes
L3 (moderately safe) for acute use
L4 (possibly hazardous) for chronic use due to potential for decreasing milk supply
*  Per the AAP Policy Statement The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk, revised September 2001.
** Per Medications’ and Mothers’ Milk by Thomas Hale, PhD (2006 edition)
Nasal Sprays (Spray Hidung)
Nama Obat
AAP
approved?*
Risiko Menyusui**
Beclomethasone (Vanceril, Beclovent, Beconase, Vancenase)
not reviewed
L2 (safer)
Cromlyn sodium (Nasalcrom)
not reviewed
L1 (safest)
Fluticasone (Flonase)
not reviewed
L3 (moderately safe)
Mometasone (Nasonex)
not reviewed
L3 (moderately safe)
Phenylephrine (in some forms of Sinex and Neo-Synephrine)
not reviewed
L3 (moderately safe)
Triamcinolone Acetonide (Nasacort)
not reviewed
L3 (moderately safe)
Antihistamin (Anti Alergi)
Nama Obat
AAP
approved?*
Risiko Menyusui**
Brompheniramine
not reviewed
L3 (moderately safe)
Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton) CTM
not reviewed
L3 (moderately safe)
Cetirizine (Zyrtec)
not reviewed
L2 (safer)
Dexbrompheniramine maleate
with d-isoephedrine
yes
not reviewed
Diphenhydramine (Benadryl)
not reviewed
L2 (safer)
Doxylamine
not reviewed
L4 (possibly hazardous)
Fexofenadine (Allegra)
yes
L3 (moderately safe)
Loratadine (Claritin)
yes
L2 (safer)
Terfenadine (Seldane)
yes
not reviewed
Triprolidine (Actidil, Actifed)
yes
L1 (safest)
*  Per the AAP Policy Statement The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk, revised September 2001.
** Per Medications’ and Mothers’ Milk by Thomas Hale, PhD (2002 edition)

Obat Anestesi
Nama Obat
AAP approved?*
Kategori Risiko Kehamilan**
Risiko Menyusui**
Notes
     Local anesthetics
Articaine (Septocaine)
NR
-
NR
Bupivacaine (Marcaine)
NR
C
L2

Lidocaine (Xylocaine)
Approved
C
L2

Mepivacaine (Carbocaine, Polocaine)
NR
C
L3
Procaine HCL (Novocaine)
NR
C
L3

     General anesthetics
Halothane (Fluothane)
Approved
C
L2
Isoflurane (Forane)
NR
-
NR
Ketamine
NR
-
NR
Methohexital (Brevital)
Approved
B
L3

Nitrous oxide
NR
-
L3

Sevoflurane (Ultane)
NR
B
L3

Thiopental (Pentothal)
Approved
C
L3

     Other medications often used during anesthesia
Sedatives
Diazepam (Valium)
Concern
D
L3; L4 for chronic use

Midazolam (Versed)
Concern
D
L3

Propofol (Diprivan)
NR
B
L2
Triazolam (Halcion)
NR
X
L3

Narcotic Analgesics
Alfentanil (Alfenta)
NR
C
L2

Fentanyl (Sublimaze)
Approved
B
L2

Hydromorphone (Dilaudid)
NR
C
L3

Morphine
Approved
B
L3

Reversal Medication
Flumazenil (Romazicon)
NR
C
NR
Naloxone (Narcan)
NR
C
NR
Steroids
Decadron (Dexamethasone)
NR
C
NR
Stimulants
Epinephrine (Adrenaline)
NR
C
L1

Anti-nausea
Promethazine (Phenergan)
NR
C
L2

*  Per the AAP Policy Statement The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk, revised September 2001.
** Per Medications’ and Mothers’ Milk by Thomas Hale, PhD (2004 edition).
 Lactation Risk Categories 
 Pregnancy Risk Categories 
  • L1 (safest)
  • L2 (safer)
  • L3 (moderately safe)
  • L4 (possibly hazardous)
  • L5 (contraindicated)
  • A (controlled studies show no risk)
  • B (no evidence of risk in humans)
  • C (risk cannot be ruled out)
  • D (positive evidence of risk)
  • X (contraindicated in pregnancy)
NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.
  1. Isoflurane (Forane) is used for c-sections and directly in newborns. Induction of and recovery from isoflurane anesthesia are rapid, so the majority of the medication is out of the body (and milk) very quickly. More here.
  2. Flumazenil (Romazicon) is used directly in children aged 12 months and up.
  3. Naloxone (Narcan) is used directly in newborns and children.
  4. Many forms of Robitussin, Delsym and Benylin are considered compatible with breastfeeding. Always check the active ingredients, as there are many versions.

Kelompok Antasida, Antibiotik, Antivirus, Antijamur, Kontrasepsi, Obat jantung & Hipertensi, Vitamin, dll

Nama Generik
Nama Dagang
AAP approved?*
Kategori Risiko Kehamilan**
Risiko Menyusui**
Antasida
Cimetidine (Antacid) Tagamet
Approved
B
L2
Cisapride (GI tract stimulant) Propulsid
Approved
C
L2
Domperidone (used for nausea & vomiting, stimulates lactation) [more] Motilum
Approved
-
L1
Antibiotika
Amoxicillin Larotid, Amoxil
Approved
B
L1
Aztreonam Azactam
Approved
B
L2
Cefadroxil Ultracef, Duricef
Approved
B
L1
Cefazolin Ancef, Kefzol
Approved
B
L1
Cefotaxime Claforan
Approved
B
L2
Cefoxitin Mefoxin
Approved
B
L1
Cefprozil Cefzil
Approved
C
L1
Ceftazidime Ceftazidime, Fortaz, Taxidime
Approved
B
L1
Ceftriaxone Rocephin
Approved
B
L2
Ciprofloxacin [more] Cipro
Approved
C
L3
Clindamycin Cleocin
Approved
B
L3
Erythromycin E-Mycin, Ery-tab, ERYC, Ilosone
Approved
B
L1
L3 early postnatal
Fleroxacin -
Approved
-
NR
Gentamicin Garamycin
Approved
C
L2
Kanamycin Kebecil, Kantrex
Approved
D
L2
Moxalactam Moxam
Approved
-
NR
Nitrofurantoin Macrobid
Approved
B
L2
Ofloxacin Floxin
Approved
C
L2
Penicillin -
Approved
B
L1
Streptomycin Streptomycin
Approved
D
L3
Sulbactam -
Approved
-
NR
Sulfisoxazole Gantrisin, Azo-Gantrisin
Approved
C
L2
Tetracycline Achromycin, Sumycin, Terramycin
Approved
D
L2
Ticarcillin Ticarcillin, Ticar, Timentin
Approved
B
L1
Trimethoprim/sulfamethoxazole Proloprim, Trimpex
Approved
C
L3
Antikoagulan
Bishydroxycoumarin (dicumarol) -
Approved
-
NR
Warfarin Coumadin, Panwarfin
Approved
D
L2
Antikonvulsan (Anti kejang)
Carbamazepine Tegretol, Epitol
Approved
C
L2
Ethosuximide Zarontin
Approved
C
L4
Magnesium sulfate Epsom salt
Approved
B
L1
Phenytoin Dilantin
Approved
D
L2
Valproic acid Depakene, Depakote
Approved
D
L2
Anti Jamur
Fluconazole [more] Diflucan
Approved
C
L2
Ketoconazole Nizoral Shampoo, Nizoral
Approved
C
L2
Antivirus
Acyclovir [more] Zovirax
Approved
C
L2
Interferon-alpha [more] Alferon N, Interferon Alpha
Approved
C
L2
Arthritis meds (see also: pain meds)
Gold salts Ridaura, Myochrysine, Solganal
Approved
C
L5
Kontrasepsi, Hormon
Estradiol Estratab, Permarin, Menest
Approved
X
L3 (may interfere with milk production)
Clogestone -
Approved
-
NR
Contraceptive pill with estrogen/progesterone Preven, Seasonale, Norinyl, Norlestin, Ortho-Novum, Ovral, Lunelle injection, Ortho-Evra patch, etc.
Approved
X
L3 (may interfere with milk production)
Levonorgestrel Norplant, Mirena, Plan B
Approved
X
L2
Medroxyprogesterone Provera, Depo-Provera, Cycrin
Approved
D
L1
L4 (if used first 3 days postpartum)
Norethynodrel Enovid
Approved
X
L2
Progesterone Crinone, Prometrium
Approved
-
L3
Obat Diabetes
Note: Insulin has not been reviewed by the AAP. Pregnancy risk category = B; Lactation risk category = L1.
Tolbutamide Oramide, Orinase
Approved
D
L3
Obat Diare
Loperamide Imodium, Pepto Diarrhea Control, Maalox Antidiarrheal Caplets, Kaopectate II Caplets, Immodium Advanced
Approved
B
L2
** Note: Pepto-Bismol & Kaopectate (bismuth subsalicylate is the active ingredient in both) are not recommended for routine use by nursing moms, due to the association of salicylates with Reyes syndrome in children. [more]
Diuretik (Peluruh Kencing)
Acetazolamide Dazamide, Diamox
Approved
C
L2
Bendroflumethiazide Naturetin
Approved
D
L4 (may inhibit lactation)
Chlorothiazide Hydrodiuril
Approved
D
L3
Chlorthalidone Hygroton
Approved
D
L3
Hydrochlorothiazide (HCT) Hydrodiuril, Esidrix, Oretic
Approved
D
L2
Spironolactone Aldactone
Approved
D
L2
Anti Muntah  [more]
Domperidone Motilum
Approved
-
L1
Anti Hipertensi, Obat Jantung
     Anti aritmia
Disopyramide Norpace, Napamide
Approved
C
L2
Flecainide Tambocor
Approved
C
L3
Mexiletine Mexitil
Approved
B
L2
Procainamide Pronestyl, Procan
Approved
C
L3
Quinidine Quinaglute, Quinidex
Approved
C
L2
   Anti Hipertensi
Captopril Capoten
Approved
D
L3 (if used after 30 days)
Diltiazem/Diltiazem HCL Cardizem Sr, Dilacor-XR, Diltiazem, Cardizem CD
Approved
C
L3
Enalapril/Enalapril Maleate Vasotec
Approved
C (1st trim.)
D (2nd, 3rd trim.)
L2
Hydralazine Apresoline
Approved
C
L2
Labetalol Trandate, Normodyne
Approved
C
L2
Methyldopa Aldomet
Approved
C
L2
Metoprolol Toprol XL, Lopressor
Approved
B
L3
Minoxidil Loniten, Minodyl, Rogaine
Approved
C
L2 (topically)
L3 (orally)
Nadolol Corgard, Nadolol
Approved
C
L4
Nifedipine Adalat, Procardia
Approved
C
L2
Oxprenolol Apsolox, Slow-Trasicor, Trasicor
Approved
-
NR
Propranolol Inderol
Approved
C
L2
Sotalol Betapace
Approved
B
L3
Timolol Blocadren
Approved
C
L2
Verapamil Calan, Isoptin, Covera-HS
Approved
C
L2
     Cardiac stimulants
Digoxin Lanoxin, Lanoxicaps
Approved
C
L2
Laksan (Pelancar BAB) [more]
Cascara/Cascara Sagrada -
Approved
C
L3
Danthron -
Approved
-
NR
Magnesium sulfate Epsom salt
Approved
B
L1
Senna -
Approved
-
L3
Obat malaria
Chloroquine Aralen, Novo-chloroquine
Approved
C
L3
Hydroxychloroquine Plaquenil
Approved
C
L2
Pyrimethamine Daraprim
Approved
C
L4
Quinine Quinamm
Approved
D
L2
Medical Testing [more]
Diatrizoate -
Approved
-
NR
Fluorescein -
Approved
C
L3
Gadopentetic (Gadolinium) -
Approved
C
L2
Iohexol Omnipaque
Approved
B
L2
Iopanoic acid Telepaque
Approved
D
L2
Metrizamide Amipaque
Approved
B
L2
Metrizoate Isopaque
Approved
B
L2
Obat Migren [more]
Sumatriptan Imitrex
Approved
C
L3
Obat Sedativ [more]
Chloral hydrate Aquachloral, Noctec
Approved
C
L3
Methyprylon (withdrawn from use in US & Canada) -
Approved
-
NR
Bromide -
Approved
D
L5
Secobarbital Seconal
Approved
D
L3
Obat Tidur
Zolpidem/Zolpidem Tartrate Ambien
Approved
B
L3
Obat Anti Tiroid  [more]
Carbimazole -
Approved
D
L3
Methimazole (active metabolite of carbimazole) Tapazole
Approved
D
L3
Propylthiouracil PTU
Approved
D
L2
Thiouracil -
Approved
-
NR
Levothyroxine Synthroid, Levothroid, Thyroid, Levo-T, Levoxyl
Approved
A
L1
Obat TBC
Cycloserine Seromycin
Approved
C
L3
Ethambutol Ethambutol, Myambutol
Approved
B
L2
Isoniazid INH, Laniazid
Approved
C
L3
Rifampin Rifadin, Rimactane
Approved
C
L2
VITAMIN [more]
B-1 (thiamin) -
Approved
-
NR
B-12 (Cyanocobalamin) -
Approved
A
L1
B-6 (pyridoxine) -
Approved
A
L2; L4 in high doses (may inhibit lactation)
D, vitamin Calciferol, Delta-d
Approved
A
L3 (do not overdose)
Folic acid -
Approved
A (1st, 2nd trim.)
C (3rd trim.)
L1
K-1, vitamin (Phytonadione) -
Approved
C
L1
Riboflavin/B2  -
Approved
A
L1
Lain-lain
Acitretin (Anti-psoriasis) Soriatane
Approved
-
NR
Alcohol/Ethanol [more] -
Approved
D
L3
Allopurinol Zyloprim, Lopurin
Approved
C
L2
Antimony -
Approved
-
NR
Atropine (Anticholinergic, drying agent) Belladonna, Atropine
Approved
C
L3
Azapropazone/apazone (Antirheumatic) Rheumox
Approved
-
L2
Baclofen (muscle relaxant) Lioresal, Atrofen
Approved
C
L2
Barbiturate -
Approved
-
NR
Caffeine [more] Vivarin, NoDoz, Coffee
Approved
B
L2
Carbetocin (Antihemorrhagic) Duratocin
Approved
-
NR
Chloroform -
Approved
-
NR
Cisplatin (Anti-cancer) Platinol
Approved
D
L4
Dapsone (Antileprosy) Avlosulfon, DDS
Approved
C
L4
Hydroxychloroquine (Antirheumatic, lupus) Plaquenil
Approved
C
L2
Iodides -
Approved
-
NR
Iodine -
Approved
-
NR
Iodine (povidone-iodine, eg, in a vaginal douche) -
Approved
-
NR
Ivermectin (Antiparasitic) Mectizan
Approved
C
L3
Nalidixic acid (Urinary Anti-infective) NegGram
Approved
B
L4
Norsteroids -
Approved
-
NR
Pyridostigmine (Muscle stimulant) Mestinon, Regonol
Approved
C
L2
Scopolamine (Motion sickness) Transderm Scope
Approved
C
L3
Sulfapyridine Dagenan
Approved
-
NR
Timolol (glaucoma med) Blocadren
Approved
D
L3
*  Per the AAP Policy Statement The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk, revised September 2001.
** Per Medications’ and Mothers’ Milk by Thomas Hale, PhD (2004 edition).
 Lactation Risk Categories 
 Pregnancy Risk Categories 
  • L1 (safest)
  • L2 (safer)
  • L3 (moderately safe)
  • L4 (possibly hazardous)
  • L5 (contraindicated)
  • A (controlled studies show no risk)
  • B (no evidence of risk in humans)
  • C (risk cannot be ruled out)
  • D (positive evidence of risk)
  • X (contraindicated in pregnancy)
NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale

Sumber: kaahil.wordpress.com